Jumat, 26 Februari 2016

Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat



Fenomena pemuda di zaman kekinian sudah berubah signifikan. Semakin modern zaman, pemuda semakin dininabobokan dengan gaya hedonis. Padahal, eksistensi pemuda dikenal dengan intelektual yang dapat merubah bangsa lebih baik. Semisal pemuda sebagai penggerak kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajah, dan lalu pemuda pun menjadi pelopor reformasi pada era tahun 1998.

Di jawa barat, setiap tahunnya angka pengangguran bertambah. Padahal, sekolah-sekolah berkelas tumbuh. Dengan label internasional, dan nasional ternyata belum mampu menciptakan pemuda yang handal dan mandiri. Karena kebanyakan pola pikir dari mereka, setelah lulus kemudian bekerja di salah satu perusahaan, dan menjadi pegawai. Seharusnya jika kita ingin mengurangi angka pengangguran di jawa barat, yaitu dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Mindset seperti inilah yang dibutuhkan oleh pemuda masa kini, yaitu Pemuda mandiri yang menjadi solusi bagi pemuda-pemuda lainnya.

Namun usaha tersebut tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan. Banyak sisi-sisi yang harus mendapat perhatian. Terutama di era global seperti ini, dimana terjadinya arus-arus yang dapat menghabis kikis nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam realita, pemuda hari ini dicecoki seperti internet, game online. Sebetulnya tidak ada yang salah dalam menggunakan itu semua. Hanya saja cara menggunakannya yang sering disalahkaprahkan. Seperti berlebihan dalam menggunakannya. Kadang kebanyakan pemuda hari ini,seharian penuh menggunakan internet dan game online karena sudah kecanduan. Dan dampak dari hal tersebut yaitu, kurang nya respon para pemuda terhadap realita yang sedang terjadi. Mereka seperti terbius dan terlena oleh kesenangan semu. Sehingga gaya hidup seperti itulah yang dapat menghancurkan nilai-nilai dan budaya bangsa.

Untuk memajukan jawa barat setidaknya harus menata 3 aspek pembangunan. Pembangunan moralitas, pembangunan ilmu pengetahuan dan pembangunan perekonomian. Pembangunan moralitas digalakkan agar para pemuda menjadi lebih berkarakter dan bermental baik. Sikap yang baik, akan menghasilkan sesuatu yang baik. Dimana sikap yang baik itu adalah sikap yang mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Para pemuda ini senantiasa dibentuk untuk memiliki tenggang rasa, gotong royong, kebersamaan, dan sikap saling menghargai antar pemuda satu sama lain. Mereka harus punya tujuan hidup, jiwa sosial yang tinggi, teguh memegang prinsip hidup dan tak mudah terprovokasi oleh hal-hal negatif. Hal ini dapat dicapai dengan menekankan pendidikan dari segi sikap, moral, dan mental di segala bidang, baik itu dalam pendidikan formal ataupun dalam pelatihan-pelatihan nonformal. sembari disisipi dengan nilai cinta tanah air tinggi terhadap Negara Republik Indonesia

Melihat latar belakang sosiologis dan psikologis itulah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat mencoba merumuskan orientasi gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Pertanyaan yang perlu mendapat jawaban serius adalah benarkah Pemuda Muhammadiyah telah berbuat optimal dalam melayani umat dan bangsa ini? Ataukah kehadirannya hanya sekedar pelengkap di tengah-tengah masyarakat dan bangsa Indonesia?

Dalam konteks inilah diperlukan revitalisasi Gerakan Pemuda Muhammadiyah menuju cita dan harapan. Di pundak Pemuda Muhammadiyah tergantung setumpuk harapan. Kerja-kerja nyata Pemuda Muhammadiyah sedang dinantikan. Banyak agenda umat yang harus segera diselesaikan. Tidak ada waktu lagi untuk berpangku tangan. Saatnya kini Pemuda Muhammadiyah membuktikan dirinya sebagai abdi umat dan abdi bangsa.

Dengan sejumlah potensi yang dimilikinya, Pemuda Muhammadiyah memiliki peluang yang cukup besar dalam memperbaiki kondisi yang ada. Sebagai generasi penerus idaman umat, Pemuda Muhammadiyah diharapkan dapat melanjutkan perjuangan dalam menjemput masa depan yang lebih baik. Pemuda Muhammadiyah merupakan salah satu elemen yang menjadi kunci sekaligus penggerak perubahan di seluruh sektor kehidupan.

Agar harapan-harapan besar yang diemban di pundak Pemuda Muhammadiyah dapat diwujudkan ke alam realitas, maka sangat perlu dirumuskan strategi-strategi pemberdayaan organisasi yang dapat menjawab tuntutan umat dan bangsa Indonesia.